Image of Menggugat Tanggung Jawab Agama Katolik dan Islam dalam Menyikapi Persoalan Nikah Beda Agama (Sebuah tinjauan moral dalam terang Dokumen Nostra Aetate)

Text

Menggugat Tanggung Jawab Agama Katolik dan Islam dalam Menyikapi Persoalan Nikah Beda Agama (Sebuah tinjauan moral dalam terang Dokumen Nostra Aetate)



Perkawinan beda agama merupakan gejala global, masuk di setiap lini kehidupan manusia dari berbagai latar belakang suku, agama dan kepercayaan. Sebuah realitas yang tampak di depan mata. Hal ini menjadi lebih jelas bila melihat kemajemukan suku dan agama di Indonesia. Indonesia yang merupakan negara pluralistik yang ditandai dengan hidupnya beragam suku, agama dan kepercayaan tak bisa dipungkiri memberi angin perubahan terhadap tata relasi dalam ruang hidup bersama. Manusia dipanggil untuk ada bersama' dengan yang lain. Ada bersama dengan yang lain memaksudkan ada komunikasi, ada dialog dan kerjasama yang intens. Akhirnya komunikasi itu mengarah ke hal-hal yang pribadi atau privasi yang digerakkan oleh unsur cinta sampai mengikat hubungan yang serius yakni, membangun sebuah keluarga. Akan tetapi membina hidup keluarga kawin campur dari banyak pengalaman tidaklah mudah. Salah satu alasan yang menguak ke permukaan adalah perbedaan agama dan pengertian dari hidup perkawinan itu sendiri. Ada banyak konflik dengan kekerasan memiliki latar belakang agama atau diinspirasi oleh sikap yang didasarkan pada pemahaman yang eksklusif tentang ajaran agama dan tentang kemutlakan kebenaran menurut sudut pandang agama atau kelompok tertentu. Berelasi dengan orang lain akhirnya selalu dalam suasana penuh curiga dan inilah yang kerap terjadi. Menanggapi persoalan terhadap pemahaman kawin campur dan praktik keragaman yang dianut di bumi Indonesia ini, penulis menawarkan gagasan dialogal dan tanggung jawab moral dari dokumen Nostra Aetatae untuk mendialogkan dua insan beriman yang hidup dalam satu rumah. Ide dasar dari dokumen ini adalah dialog dan keberpihakan pada kehadiran pribadi yang lain terlepas dari perbedaan dalam hal sistem dogma dan simbol-simbol yang dipakai di masing-masing agama yang digelorakan adalah sikap saling menghargai, mengakui dan memperkaya satu sama lain dan bukan saling meniadakan.


Availability

15.01015262.94 Bam mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
262.94 Bam m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xii + 158hlm; 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
262.94
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this