Manusia berefleksi adalah manusia yang sadar akan diri sendiri, semama dan Allah. Pusat dari manusia berefleksi adalah Allah. Kesadaran dari manusia berefleksi adalah kesadaran yang tidak dapat terlepas dan memiliki keterarahan kepada Allah. Manusia berefleksi percaya bahwa ada kekuatan yang dapat menjadi pegangan hidupnya yaitu Allah. Untuk sampai kepada Allah maka ia harus menjadi pribadi yang baru, suci dan memiliki kehendak untuk kembali bersatu dengan Allah. Cara yang terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan berdamai dengan Allah melalui pertobatan. Dengan akal budinya ia percaya kehadiran Allah dapat ditemukan dalam pengalaman perjumpaan diri dan sesama di dalam bimbingan Roh Kudus. Selama pencarian akan Allah dan kehendak untuk bersatu dengan Allah, manusia berefleksi menaruh harapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus adalah teladan manusia berefleksi. Dengan menjadikan Kristus sebagai model dan teladan maka manusia berefleksi berusaha untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah, mengarahkan seluruh kemampuannya bertindak atas nama Tuhan, bertindak dengan nalar yang sehat, bertindak atas nilai-nilai kemanusiaan dan bertanggung jawab atas semua tindakan. Usaha untuk hidup dalam Allah dan bertindak dalam kehendak Allah ia dukung melalui tindakan kontemplatif yang mengarahkan hidupnya kepada Allah melalui kehidupan rohani, kehidupan berefleksi terus-menerus, menyediakan diri dalam berkomunikasi dengan Allah melalui tindakan dan hidup askese, penerimaan diri dan hidup dalam rasa syukur, sikap mengampuni dan membaca tanda-tanda zaman serta hidup dalam kasih Allah.