Tema Karya Pewarta Sejati Sebagai Karya Misioner Gereja dalam perspektif Evangelii Nuntiandi artikel 41, merupakan persoalan dasar yang menjadi keprihatinan penulis akan situasi Gereja, tugas peartaan Injil dan iman dalam dunia dewasa ini. Tugas pewarta, karya misioner Gereja dan eksistensi pewarta sering kali tidak mendapat tempat dalam dunia evangelisasi. Betapa tidak, untuk melaksanakan tugas pewartaan atau evangelisasi dan menjadi pewarta sejati memerlukan kesadaran penuh, melibatkan seluruh eksistensi hidup dan keberanian serta semangat misioner untuk merasul. Banyak pewarta hanya bekerja menjadi pewarta, artinya menjadi irama statis dan kewajiban belaka, tanpa mendalami makna pewartaan itu sendiri. Menjadi seorang pewarta sejati seyogianya berangkat dari kesaksian hidup. Seperti yang tertulis dalam Evangelii Nuntiandi artikel 41, bahwa manusia modern lebih suka mendengarkan saksi-saksi dari pada guru-guru. Betapa pentingnya kesaksian hidup akan iman yang dihidupi dengan menghadirkan pengalaman hidup bersama Kristus yang bangkit. Karya pewarta sejati merupakan panggilan untuk memberikan kesaksian hidup akan kesetiaan terhadap Tuhan di tengah dunia yang dilanda krisis multidimensi. Dunia dewasa ini lebih 'menyembah' kepada hal-hal yang bersifat profan dan kasatmata. Lebih dari itu mental instan dan konsumerisme merasuki keseharian hidup manusia. Apakah evangelisasi masih relevan untuk dunia semacam ini? Sebagai pengikut Kristus yang sejati, hal itu menjadi tantangan dan tugas perutusan para pewarta Gereja, Roh Tuhan senantiasa bekerja dalam diri para pewarta Injil.