Record Detail
Advanced SearchText
Manusia sebagai Gambar Allah (Imago Dei) dalam Perspektif Gaudium Et Spes artikel 12 (Tinjauan teologis tentang Gambar Allah dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat Indonesia)
Perkembangan dunia semakin pesat melingkupi seluruh bidang kehidupan manusia. Segala perkembangan itu timbul dari kecerdasan dan usaha kreatif manusia, dan kembali mempengaruhi manusia sendiri. Pengaruh yang ditimbulkan ialah kesenjangan sosial: kaum mapan dan kaum tertinggal, kaum kaya dan kaum miskin. Berbagai ketimpangan sosial itu menjadi masalah ketika kaum mapan bersikap masa bodoh terhadap kaum tertinggal, kaum kaya menindas kaum miskin. Manusia sudah lupa akan martabat dan gambar Allah yang ada pada dirinya sendiri dan yang ada pada diri sesamanya. Sebagai umat beriman Katolik, penulis menyadari pentingnya pemahaman akan gambar Allah dalam diri manusia. Gereja Katolik juga pasti tidak tinggal diam ketika berada di tengah dunia yang semakin berkembang pesat ini. Oleh karena itu penulis mencoba meninjau pemahaman teologis tentang manusia sebagai gambar Allah (Imago Dei) dalam perspektif Gaudium et Spes artikel 12. Secara umum penulis ingin menjawab pokok permasalahan tentang bagaimana Gereja Katolik, melalui dokumen Gaudium et Spes artikel 12, melakukan usaha untuk mengembalikan martabat manusia yang didasari oleh penciptaannya menurut gambar Allah. Dengan demikian skripsi ini ditujukan untuk siapa saja yang ingin mendalami ajaran teologis tentang manusia sebagai gambar Allah (Imago Dei). Dalam peninjauannya penulis menggunakan metode studi kepustakaan dari berbagai sumber yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris. Sejak awal mula Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya. Ia melihat segala yang dijadikannya itu sungguh amat baik (Kej 1:31a). Dengan demikian manusia memiliki martabatnya yang tinggi luhur. Ke arah martabat awal itulah GS 12 menghantar manusia pada pembaruan hidup rohani dengan menjadi manusia baru, yakni manusia yang menyerupai citra Kristus. Kristuslah gambar Allah yang sejati. Menyerupai Kristus berarti menyerupai Allah. Sesungguhnya jiwa manusia pun adalah gambaran Allah Tritunggal: Relasi Pribadi-pribadi Bapa, Putera, dan Roh Kudus dapat dimengerti dengan daya roh, pengertian, dan cinta dalam jiwa manusia. GS 12 memberikan beberapa gagasan tentang manusia sebagai gambar Allah yang secara khusus diimplementasikan oleh penulis dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa gagasan itu ialah pertama manusia mampu mengenal dan mengasihi PenciptaNya, kedua manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk untuk menguasai dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah, ketiga manusia memiliki kodrat sosial karena diciptakan Allah tidak sendirian, dan keempat segala sesuatu diciptakan Allah dengan amat baik. Semua gagasan itu dapat diimplementasikan antara lain: dalam menyikapi ateisme, bertanggung jawab terhadap alam ciptaan, terlibat dalam organisasi Gereja atau Komunitas Basis Gerejani, melayani Allah dan sesama, menjadi saksi dan pejuang keadilan, berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat, menumbuhkan kepekaan dan kepedulian akan kebutuhan masyarakat, dan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.
Availability
15.023 | 230 Kus m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
230 Kus m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2019 |
Collation |
xi + 116hlm: 21,5 x 28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
230
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available