Di tengah perjuangan rakyat Vietnam menghadapi serangan negara adikuasa Amerika (yang kemudian dapat dikalahkannya), seorang Melayu yang pernah berpaspor Indonesia, terlibat di dalamnya. Bukan hanya dalam kegiatan tentara militia rakyat (walaupun dalam seksi penghibur), melainkan juga dalam berbagai petualangan asmara yang dalam masyarakat sosialis menjadi urusan para penguasa. Namun makin dihalang-halangi, makin seru cara melakukannya. Tapi kalau mau sampai ke tingkat pernikahan, tangan kekuasaan dapat menghadap atau mendorong. Dengan selingan kunjungan sang tokoh ke Cina, negara sosialis yang lain, pengarang dengan tajam menganalisis kebobrokan sistim kominisme yang tidak menghormati manusia sebagai pribadi-pribadi yang merdeka.