Apabila Fransiskus Assisi (1181-1226) berbicara tentang dunia sang Santo sering memaksudkan suatu kenyataan yang ingin dijauhinya yaitu kesibukan yang menuntut banyak energi dan perhatian, tetapi tidak layak mendapatkannya. Untuk meninggalkan dunia yang mengancam itu, Fransiskus tidak masuk biara. Ia juga tidak menjadi pertapa. Ia memang memutuskan hubungan dengan keluarganya dan terutama dengan bisnis orangtuanya. Ia tetap tinggal di Assisi dan memelihara hubungan dengan lingkungan yang sudah menjadi biasa baginya. Pilihan itu rupanya sederhana dan jelas, namun tidaklah semudah itu. Fransiskus dan saudara-saudaranya yang perdana mengalami proses mencari dan secara berangsur-angsur menemukan. Proses tersebut di atas tidak mengenai situasi dan kondisi, melainkan cara mereka memandang kenyataan. Hal meninggalkan dunia menyangkut pandangan beriman terhadap realitas dan cara bergaul dengannya. Para saudara yang perdana itu melukiskan perjalanan mereka ke negeri orang-orang hidup dalam Anggaran Dasar (1223), Sigismund Verheij telah membebaskan Anggaran Dasar yang amat tua ini dari suasana teks-teks saleh yang menyingkapkan serta mengaktualkan model hidup injili yang asli itu.