Pada awalnya Samin merupakan sebuah gerakan untuk melawan penjajah Belanda yang dipelopori oleh Samin Surosentiko, kemudian berkembang menjadi pedoman moral dan ajaran yg terinstitusionalisasi bagi para penganutnya. Mereka menggunakan kode bahasa eksklusif sebagai sarana perlawanan. Pokok ajaran Samin yang mengajarkan nilai-nilai etis sebenarnya harus dipahami dalam lingkup budaya Jawa, karena masyarakat Samin memang bagian dari masyarakat Jawa. Jika diperhatikan dengan seksama, dalam ajaran Samin terkandung suatu nilai kebajikan yang selaras dengan ajaran Kristiani terutama etika Kristiani. Kebajikan Saminisme merupakan suatu prinsip hidup yang dijadikan pedoman bertingkah laku bagi Samin dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip hidup ini mengarahkan dan membawa orang Samin pada kebaikan. Karena prinsip hidup ini dilaksanakan berulang-ulang, maka menjadi suati kebiasaan dan kecenderungan yang melekat dalam diri orang Samin. Dalam pandangan Kristiani, kebajikan Saminisme hanya mengajarkan kepada orang Samin untuk berperilaku yang baik terhadap orang lain. Sedangkan etika Kristiani memasukkan unsur-unsur ilahi dalam setiap kebajikan yang bersumber dan mencapai pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus. Kebajikan Samisnisme dapat dimengerti dalam pandangan etika Kristiani sejauh itu menyangkut nilai-nilai moral dalam tataran manusiawi.