Gereja sebagai persekutuan (communio) adalah tema sentral teologi Gereja (eklesiologi) dalam Konsili Vatikan II. Teks-teks konsili menegaskan bahwa Gereja adalah persekutuan kaum beriman. Manusia dipanggil untuk bersatu dengan Allah. Ada dua bentuk persekutuan, yakni persekutuan dengan Allah (dimensi vertikal) dan persekutuan dengan sesama manusia (dimensi horisontal). Usaha membangun persekutuan kaum beriman terwujud dalam dinamika Gereja Lokal, tak terkecuali Keuskupan ini mencanangkan Gereja Persekutuam dalam Arah Dasar (ARDAS) Keuskupan Surabaya 2010-2019. Penekanan ialah pada persekutuan murid-murid Kristus yang 'semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner'.
Paroki Santo Yusup Blitar sebagai bagian dari Keuskupan Surabaya juga berusaha untuk membangun gereja Persekutuan dalam wilayahnya. Muncul berbagai keprihatinan dan juga sekaligus usaha-usaha yang dibangun oleh umat. Beberapa keprihatinan yang muncul antara lain: kurangnya komunikasi anatar umat, sikap individualis, mentalitas serba instan, munculnya kritikan yang saling menjatuhkan, dan mudah putus asa. Dari keprihatinan ini, muncul usaha-usaha yang dibangun, yakni: pembicaraan 'dari hati ke hati', kunjungan umat, meningkatkan kualitas pertemuan rutin umat, membangun kerukunan dengan penganut agama lain. Berpijak dari realitas yang muncul pada Gereja Santo Yusup Blitar, ada sebuah konsep eklesiologis yang hendak dapat dirumuskan dan diwujudkan bersama. Gagasan eklesiologis yang dibangun adalah Gereja yang aktif dalam peribadatan, bertumbuh dalam iman, mau solider dan berdialog.