Dilihat dari segi kehidupan sosial-budayanya, secara umum desa cenderung digeneralisasikan sebagai lingkungan dengan masyarakat yang masih terbelakang dan belum terdeferensiasikan. Karl Marx misalnya, melihat masyarakat desa sebagai non-existent historically speaking. Pandangan semacam ini merupakan titik tolak yang salah dalam studi ilmiah mengenai masyarakat pedesaan. Pemahaman yang sebagian terbentuk oleh sangat besarnya pengaruh perspeksi evolusioner-klasik ini telah mengakibatkan terjadinya simplifikasi yang merugikan dalam studi tersebut. Setidak-tidaknya sikap semacam ini akan cenderung mengurangi tingkat kecermatan dan intensitas perhatian kita dalam mempelajari masyarakat desa dan pada gilirannya tidak akan mampu menghasilkan analisis dan deskripsi ilmiah yang memadai. Buku ini dalam segala keterbatasannya selaku sebuah pengantar mencoba menyajikan serangkaian materi yang diharapkan dapat mengantar pembaca kepada pemahaman mengenai pelbagai properti yang dimiliki masyarakat desa dan pertaniannya. Sebagai suatu tulisan sosiologis dengan sendirinya isi buku ini tidak terlepas dari karakter-karakter yang terlekat pada disiplin sosiologi.