Buku Air Mata dan Orang-orang Suci ini lebih menekankan pada pengalaman mistik sang penulis dalam melihat sesuatu yang tak kelihatan, dan memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang realitas yang berbeda dan nonempiris. Mata hijaunya yang kuat bagaikan genangan air yang bercahaya. Buku ini mengungkapkan dan menolak akar-akar kesucian politis, dan akhirnya menggoreskan dirinya dalam lapisan estetis atau psikologis, karena orang-orang suci itu adalah benar-benar para politikus yang gagal, yang dengan keras menyangkal dunia penampakan lahiriah. Tema-tema dalam Air Mata dan Orang-orang Suci mengangkat tulisan-tulisan tentang musik, kerohanian, penderitaan, kematian, kesunyian, keraguan, keputuasaan, kemunduran dan ketiadaan. Secara umum buku ini menyerupai bastar uraian filosofis Nietzsche.