The Name of the Rose adalah salah satu contoh puncak pencapaian kualitas literer sebuah tulisan. Seperti berlian dengan kekilauan spektrum cahaya dari setiap sisinya yang penuh pesona, setiap bagian dari seluruh rancang bangun novel ini menjumpai dan memikat pembacanya dalam keajaiban dunia sastra. Dengan teknik penceritaan yang canggih, novel ini membawa pembaca dalam petualangan spionase filosofis dan semiotis Abad Pertengahan yang mencekam, penuh intrik dan teka-teki, serta aroma takhayul. Ketika itu tahun 1327, Bruder William dari Inggris tiba di sebuah biara kaya di Italia. Ia datang untuk sebuah misi yang pelik, menginvestigasi kasus tuduhan bidah untuk rahib Fransiska di biara itu. Misinya yang sulit itu tiba-tiba terganggu oleh tujuh pembunuh ganjil. Bruder William menjelma jadi detektif, dengan alat bantu logika Aristoteles, teologi Thomas Aquinas, dan wawasan empiris Roger Bacon, dipadu dengan rasa ingin tahu yang besar, William membuat pisau analisis yang tajam. Ia mengumpulkan bukti, memecahkan rahasia manuskrip yang ditulis dalam simbol dan kode, dan menyelidiki labirin mengerikan dari biara itu. The Name of the Rose adalah pencapaian literer sekaligus popularitas yang luar biasa. Dalam terbitan kali ini dilengkapi dengan catatan akhir Umberto Eco, pengarangnya.