Perubahan zaman meminta para religius untuk membaharui penghayatan hidup bakti mereka. Salah satu unsur pokok dalam pembaharuan itu adalah penegasan identitas sebagai anggota suatu tarekat hidup bakti. Penegasan identitas ini penting karena para religius harus mengaktualkan kharisma serikat mereka untuk menjawab kebutuhan dunia dan Gereja. Pada awal tahun 2011, Serikat Maria Montfortan di Indonesia mengalami peningkatan status dari Delegasi Jenderal menjadi Vice Propinsi. Perubahan status ini dimaknai oleh para peserta kapitel Vice Propinsi I sebagai kesempatan untuk membentuk diri menjadi semakin Montfortan di Indonesia. Persoalan yang muncul di sini siapakah para Montfortan itu? Apa identitas Montfortan? Bagaimana membentuk diri menjadi Montfortan di Indonesia? Dalam Regula Dasarnya, Montfort menggambarkan identitas para misionarisnya itu dalam sebuah kata Liberos. Kata Liberos (Latin liber; bebas) bermakna ganda; orang-orang bebas dan anak-anak sejati Maria. Orang-orang bebas berarti orang-orang yang lepas bebas dari ikatan relasi (keluarga dan persahabatan), harta benda, persoalan dan kehendak sendiri; dan bebas untuk menjadi hamba-hamba kasih dan kehendak Yesus dan bebas untuk dibimbing oleh Roh Kudus dalam hidup dan karya misi. Anak-anak sejati Maria berarti orang-orang yang membaktikan diri kepada Yesus lewat Maria dan mengalami peran kebundaan rohani Maria untuk membentuk mereka menjadi serupa dengan Yesus. Bakti sejati kepada Maria ini menjadikan seseorang milik Kristus sepenuhnya dalam Maria. Karena itu Montfort juga menyebut para misionarisnya hamba-hamba Maria. Istilah hamba Maria mengungkapkan dimensi misioner dari pembaktian diri. Karena itu bagi Montfort menjadi hamba Maria berarti menjadi pewarta Injil yang handal dan berpartisipasi dalam misi kebundaan Maria untuk memerangi kekuasaan iblis di dunia.