Kebudayaan merupakan cetusan dari ide-ide manusia. Artinya budaya itu adalah buatan manusia. Mereka menciptakan budaya bagi dirinya sendiri yang menjadikannya sebagai identitas. Budaya dipandang sebagai suatu warisan dari nenek moyang hingga pada generasi-generasi kemudian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa budaya bagi manusia adalah suatu hukum yang dapat mengatur hidup manusia yang pada akhirnya mencapai tujuan keharmonisan dalam masyarakat khusus masyarakat yang masih sangat kental hidup dalam budaya kebersamaan. Di dalam budaya itu manusia membuat berbagai ritual yang di dalamnya terkandung nilai-nilai humanis. Nilai-nilai itu terbungkus dalam ritual-ritual yang ada sehingga dengan berbagai cara manusia mempertahankan ritus-ritus dalam budaya lokalnya. Orang Buna’ mempunyai satu ritual khusus dalam upacara perkawinan yang dinamakan dengan ritus sul suli’ dara. Ritus ini adalah warisan leluhur yang di dalamnya terdapat nilai-nilai humanis yang bermakna. Dalam proses upacara perkawinan orang Buna’ harus lebih dahulu melewati aneka tahapan yang ada dalam ritus ini. Oleh karena demikian, ritual dijadikan sebagai sarana untuk mempersatukan seorang pria dan wanita dalam menjalin hubungan suami-isteri yang tidak terceraikan sekaligus sebagai jembatan yang menghubungkan manusia Buna’ dengan para leluhurnya, dan manusia dengan Wujud Tertinggi yaitu 'Hot Esen' sebagai esensi religi mereka. Untuk lebih mendalam memahami adanya ritus demikian maka dalam mengupas tema ini penulis menggunakan metode pendekatan orang dalam atau penedekatan emik melalui wawancara dan juga menggunakan metode kepustakaan yang bersumber dari beberapa buku mengenai suku Buna’. Dengan metode yang digunakan akan dikemukakan aneka nilai yang terkandung dalam ritus sul suli’ dara seperti: nilai religius, nilai sosial dan nilai seni.