Konflik dan kekerasan mengatasnamakan agama masih terus terjadi hingga saat ini di Indonesia. Padahal dialog agama sudah lantang dilakukan sejak dulu. Karya tulis yang berjudul 'Perjumpaan Sebagai Model Dialog Agama di Indonesia Menurut Yohanes Paulus II' ini memfokuskan diri pada 'Perjumpaan' yang dijadikan sarana dalam dialog agama yang dipelajari dari Yohanes Paulus II. Rumusan masalah yang diangkat di sini yakni berkaitan dengan definisi dialog agama secara umum, kontribusi Yohanes Paulus II dalam dialog agama dan nilai atau konsep dialog agama yang relevan bagi Indonesia. Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui arti dialog agama, mengetahui partisipasi dan kontribusi Yohanes Paulus II dalam dialog agama, dan menemukan dan mengetahui nilai atau konsep Yohanes Paulus II tentang dialog agama yang relevan bagi Indonesia. Metode penelitian dalam karya tulis ini adalah kepustakaan. Berbagai buku, dokumen, artikel yang berkaitan dengan Yohanes Paulus II dan dialog, dikumpulkan. Artikel dapat penulis temukan di majalah, koran, dan internet. Sumber-sumber itu dibaca, kemudian direfleksikan terutama hal-hal penting yang berkaitan dengan apa yang dibahas. Pedoman penulisannya disesuaikan dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di STFT Widya Sasana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai atau konsep dialog agama Yohanes Paulus II yang relevan bagi Indonesia adalah perjumpaan. Perjumpaan ini mengandung prinsip yang mengedepankan nilai luhur pribadi manusia dan cinta kasih. Hal yang paling penting dari perjumpaan adalah soal memaafkan dan mengampuni.