Kaum muda adalah harapan masa depan Gereja dan masyarakat. Hal ini berarti kaum muda menjadi ahli waris, generasi penerus kehidupan sekaligus pembaharu serta menjadi tonggak pembangunan Gereja dan masyarakat. Untuk mencapai hal ini diperlukan pendidikan dan pembinaan bagi mereka terutama untuk memiliki keterampilan dan kemampuan dalam mengambil keputusan di tengah situasi zaman yang sering dihadapkan pada banyak pilihan dan tawaran yang menuntut mereka untuk berpikir dan segera membuat keputusan. Pembinaan yang dimaksud adalah bagaimana kaum muda membentuk pertumbuhannya sendiri dan membentuk kepekaan evaluatif tentang apa yang seharusnya mereka perbuat dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia di sekelilingnya. Pengambilan keputusan seperti ini memungkinkan kaum muda secara bebas dapat mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupannya. Lewis Benedictus Smedes sangat tegas menyatakan bahwa keputusan yang ideal adalah keputusan yang lahir dari cara menilai dan mengevaluasi secara rasional melalui akal budi kaum muda sendiri terhadap semua pilihan yang ditawarkan dalam hidupnya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada di sekitarnya baik itu pemikiran dan analisa sendiri maupun faktor-faktor lain yang mendukung pengambilan keputusan yang baik. Faktor-faktor itu antara lain mengetahui model-model, teknik-teknik, langkah-langkah, serta komponen-komponen lain yang menjadi sarana untuk menetapkan pilihan dan kemudian mengambil keputusan. Kaum Muda diharapkan mampu berpikir untuk mengetahui sesuatu, tidak untuk meyakinkan diri tetapi paling tidak untuk mendukung keputusan-keputusannya dengan alasan-alasan yang baik.