Jiwa manusia memiliki berbagai pilihan jalan untuk mencapai kehidupan sejatinya. Ada yang cocok dengan jalan ilmu pengetahuan dengan menemukan pencerahannya melalui matematika, fisika, kimia, biologi, kedokteran dan teknologi. Jiwa lain mendapatkannya di bidang ekonomi, pendidikan, komunikasi dan sosial kemasyarakatan. Beberapa jiwa melalui berbagai jalan profesi dengan menjadi petani, nelayan, pengrajin, seniman, olahragawan, pedagang, birokrat, militer, pemadam kebakaran, pengurus jenazah, wiraswastawan, dll. Apapun medianya, yang terpenting adalah pengabdian dan penghayatan karyanya sebagai jalan pencerahan yang menuntun menuju jalan kehidupan sejatinya. Hanya saja tidak setiap jiwa langsung menemukan jalan kehidupan sejatinya. Banyak sekali jiwa yang perlu berhidup-hidup untuk mencarinya. Setelah menemukannya, ternyata juga perlu berhidup-hidup untuk menjalaninya dengan penuh penghayatan sampai mencapai dan menikmati kehidupan universalnya. Jadi, mati itu tidak selalu berarti pergi, dan hidup tidaklah lenyap, hanya berubah-ubah sebagai proses jiwa menemukan dan menapaki jalannya menuju kehidupan sejati yang universal.