Record Detail
Advanced SearchText
Anjing Penjaga: Pers di Rumah Orde Baru
Dengan menggunakan metafora anjing penjaga, Omi Intan Naomi hendak menyatakan bahwa pada hakikatnya pers tak ubahnya seekor anjing penjaga, yang diadakan demi keamanan dan ketenteraman. Walhasil, tugas pers sama dengan anjing penjaga. Sehingga, jurnalis, sebagaimana intelektual, adalah elit strategis (Suzanne Keller) dalam keriuhan jagat perpolitikan suatu masyarakat. Tugas anjing penjaga adalah menggonggong, atau bahkan menggigit, jika ia mencium isyarat ketidakamanan di suatu lingkungan. Pers pun harus menyuarakan isyarat-isyarat ketidakberesan, jika ada, dalam lingkungan di mana pers hidup, yaitu masyarakat. Namun, kenyataannya pers kerap mendapat hambatan ketika ia harus melaksanakan tugasnya sejarah pers Indonesia mencatat pelbagai pembredelan dan tindakan anti-pers.
Availability
8343 | 070 Nao a | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
070 Nao a
|
Publisher | Gorong-gorong Budaya : Depok, Jakarta., 1996 |
Collation |
xxiv + 427hlm; 12x18cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-95055-1-8
|
Classification |
070
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available