Dalam melaksanakan misinya, yakni mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia, Serikat Sabda Allah harus berhadapan dengan tantangan keragaman budaya. Karena itu, sudah sejak awal berdirinya, Serikat telah senantiasa menggarisbawahi pentingnya menjunjung semangat internasionalitas. Semua anggota Serikat harus siap dan bersedia hidup dengan konfrater dan orang-orang dari latar belakang budaya dan nasionalitas yang berbeda. Keragaman budaya adalah tantangan yang berat namun menjanjikan. Di satu sisi, dia dapat menjadi sumber kesalahpahaman dan konflik. Di sisi lain, dia menawarkan kesempatan untuk saling memperkaya. Karena keragaman budaya adalah bagian tak terelakkan dari pengalaman hidupnya, SVD perlu menghadapi tantangan keragaman budaya, baik dalam konteks misi internal (missio ad intra) di tengah para konfraternya sendiri dan dalam konteks misi eksternal (mission ad extra) ke tengah dunia. Tesis ini menegaskan bahwa Kapitel Jenderal SVD XV dan XVI telah mengedepankan, meski tidak eksplisit, misi lintas budaya sebagai identitas misioner SVD. Kapitel Jenderal XV (2000) menggagas misi secara baru dalam terang dialog profetis. Kapitel Jenderal XVI (2006) menekankan penghayatan dialog profetis dalam seluruh aspek kehidupan Serikat. Dalam semangat dialog profetis, kedua Kapitel Jenderal tersebut menyuarakan keterbukaan untuk melibatkan diri dalam dialog dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.