Image of Perutusan sebagai Pelaksanaan Kehendak Allah (Suatu eksegese dan refleksi teologis atas Markus 1:35-39)

Text

Perutusan sebagai Pelaksanaan Kehendak Allah (Suatu eksegese dan refleksi teologis atas Markus 1:35-39)



Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui motivasi Yesus saat Ia pergi meninggalkan orang banyak yang membutuhkan Dia di Kapernaum. Penulis membandingkan motivasi Yesus ini dengan tindakan Fernando Lugo dan Ibu Teresa yang meninggalkan kepentingan mereka guna melayani orang banyak dan situasi yang mereka hadapi. Tindakan Yesus ini kontras dengan tindakan Fernando Lugo dan Ibu Teresa. Yesus justru pergi meninggalkan orang banyak saat situasi menuntut Dia untuk berada bersama mereka di Kapernaum. Penulis ingin menangkap pesan teologis terdalam atas tindakan Yesus ini. Kemudian dalam skripsi ini, penulis ingin menemukan aplikasi pesan teologis Markus 1:35-39 dalam kehidupan Gereja dewasa ini. Penulis melakukan beberapa analisis untuk menemukan pesan terdalam dari perikop Mrk 1:35-39 antara lain: analisis konteks, analisis bahasa, analisis cerita, tafsiran, dan refleksi teologis. Dari analisis-analisis yang dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa tindakan Yesus dalam perikop Mrk 1:35-39 ini berada dalam konteks Rahasia Mesias dan Rahasia Anak Manusia. Kedua rahasia ini mengatakan bahwa Yesus harus menyembunyikan status KeallahanNya dan Ia harus berani pergi untuk diutus untuk memikul penderitaan dan menebus umat manusia. Dari berbagai analisis ini, penulis menemukan bahwa motivasi Yesus meninggalkan orang banyak yang mencariNya adalah demi mengemban perutusan sebagai pelaksanaan kehendak Allah atas diriNya. Tugas perutusan selalu dikaitkan dengan kata 'pergi'. Penulis menemukan bahwa kepergian Yesus dapat dipahami sebagai bentuk perutusan demi melaksanakan kehendak Allah. Ada tiga hal penting yang menjadi pokok teologis dari perikop Mrk 1:35-39 ini, yakni teologi doa, teologi perutusan dan teologi karya. Dari ketiga pokok teologis ini penulis hanya mendalami satu pokok teologis saja, yakni: teologi perutusan. Pesan teologis Mrk 1:35-39 tentang perutusan mempunyai relevansi bagi kehidupan Gereja dan kehidupan calon-calon imam. Dalam kehidupan Gereja, makna teologis Mrk 1:35-39 mempunyai pesan bila dikaitkan dengan panca tugas Gereja yaitu: Liturgia, kerygma (pewartaan), koinonia (persekutuan), diakonia (pelayanan) dan martirya (kesaksian). Dalam konteks liturgi, perikop Mrk 1:35-39 menegaskan bahwa liturgi yang benar adalah liturgi yang mengajak orang untuk pergi melaksanakan tugas perutusan. Dalam konteks kerygma, teks Mrk 1:35-39 menginspirasi para pelaku evangelisasi untuk keluar dari zona nyaman demi merambah ladang pewartaan di setiap lini. Dalam konteks koinonia, teks Mrk 1:35-39 menegaskan bahwa persekutuan erat sebagai anggota Gereja memberi kekuatan dalam tugas perutusan. Dalam konteks diakonia makna teologis teks mengingatkan bahwa Gereja diutus untuk saling melayani. Dalam konteks martirya, teks Mrk 1:35-39 bermakna bahwa keseluruhan hidup orang Kristen adalah untuk melaksanakan perutusan Allah. Dalam kehidupan calon Imam, teks Mrk 1:35-39 ini bermakna bahwa proses pembinaan calon imam baik jasmani maupun rohani bertujuan untuk mempersiapkan dirinya agar semakin efektif melaksanakan tugas perutusan.


Availability

14.054226.307 Sig pAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
226.307 Sig p
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
x + 118hlm: 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
226.307
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this