Tulisan ini adalah suatu revisi dari sumbangan pikiran yang saya sampaikan dalam pertemuan dosen-dosen Alkitab tahun 2000 yang diadakan di Prigen, Jawa Timur. Tema pertemuan ialah materi dan metode pengajaran Alkitab di Seminari Tinggi, STFT dan Sekolah Tinggi Teologia dalam konteks Asia/Indonesia. Lembaga Biblika Indonesia rupanya berpendapat bahwa baik materi maupun metode yang digunakan dalam pengajaran Alkitab harus memperhitungkan konteks Indonesia. Yang dimaksud dengan konteks Indonesia itu kiranya konteks budaya, sosial-politik dan agama. Materi dan metode pengajaran Kitab Suci harus berdialog dengan kebudayaan, situasi sosial-politik dan keagamaan Indonesia.