Record Detail
Advanced SearchText
Filsafat Wajah Emmanuel Levinas: Menyoal Isu Mayoritas-Minoritas dalam Praksis Politik di Indonesia
Manusia adalah mahluk sosial, zoon politikon, demikian kata Aristoteles. Itu artinya manusia tidak pernah hidup sendiri. Ia senantiasa hidup berdampingan dengan yang lain. Dengan kata lain, natura manusia adalah ada dan hidup bersama dengan yang lain. Ia berada dalam relasi dengan yang lain. Dalam relasi dengan yang lain ia menyadari bahwa ia bukanlah mahluk yang sempurna, yang penuh dalam dirinya. Ia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Ia tidak pernah sendiri. Manusia sebagai mahluk sosial dan relasional memiliki apa yang disebut tata hidup bersama. Maksudnya, manusia berada dalam keteraturan, keterarahan dalam hidup. Apa keteraturan dan keterarahan itu? Keteraturan dan keterarahan itu adalah kesejahteraan, keadilan, kedamaian kebahagiaan bagi semua manusia. Artinya Aristoteles mengatakan, bahwa dalam kehidupan bersama semua orang bisa menemukan dan merasakan apa yang disebut kesejahteraan, keadilan, kedamaian dan kebahagiaan. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua orang merasakan apa yang disebutkan diatas. Di mana-mana terjadi pembunuhan, kekerasan, peperangan dan banyak praktik kejahatan dan ketidakadilan lainnya. Demi kepentingan diri, orang dengan mudah melakukan tindakan kekerasan dan kejahatan terhadap sesamanya. Pada saat yang sama orang mulai mengklaim kebenaran sebagai miliknya. Sayalah yang benar, sementara yang lain itu sesat. Pengalaman semacam ini yang disebut sebagai totalisme. Levinas adalah filosof yang melawan keras totalisme. Totalisme ini telah mereduksi yang lain kepada persepsiku. Artinya, kebenaran tentang yang lain dimulai dan ditentukan oleh Aku. Hal ini bukanlah suatu propaganda atau omong kosong. Levinas melihat totalisme ini dalam seluruh cara berpikir Filsafat Barat. Ia mengatakan bahwa logika berpikir barat selalu mulai dari Aku. Aku-lah yang berpikir dan menentukan kebenaran (Cogito). Cara berfilsafat ini disebut oleh Levinas sebagai filsafat egologi. Gerak logika filsafat egologi ini adalah gerak langkah mereduksi Yang Lain (The Other) kepada Yang Sama (The Same). Artinya, kehadiran yang lain, eksistensi dari yang lain ditentukan oleh Sya. Itu berarti, eksistensi atau keberadaan yang lain itu ada sejauh saya memikirkan tentangnya. Levinas membalikkan cara berpikir egologi ini. Ia mengatakan bahwa berfilsafat harus bertitik tolak dari yang lain. Yang lain bagi Levinas tidak pernah dapat digenggam oleh persepsiku. Dia adalah yang lain yang bukan Aku. Dengan demikian relasiku dengan yang lain tidak pernah terperangkap dalam logika egoistis-totalistis. Relasiku dengan yang lain adalah relasi etis, di mana saya selalu bertanggungjawab atas kehadirannya di hadapanku. Tanggung jawab itu muncul oleh karena kehadiran wajahnya yang telanjang di hadapanku, kehadiran yang selalu meminta pertanggungjawabanku. Dengan kata lain ketika, sesamaku menderita, penderitaan itu adalah juga penderitaanku. Karena ia juga selayaknya hidup sejahtera seperti aku. Maka, Aku mempunyai tanggungjawab atas hidupnya. Dalam konteks Indonesia, kehadiran yang lain itu adalah kehadiran minoritas atau yang diminoritaskan. Kaum minoritas ini selalu menjadi objek atau sasaran dari kum mayoritas bahkan dari para elite politik dan penguasa. Mereka tidak mendapat tempat yang baik dan aman dalam tata hidup bersama. Mereka itu kaum pinggiran yang dirampas hak-haknya. Dengan kata lain mereka jauh dari keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Levinas, membantu kita untuk mengubah cara berpikir yang egoistis dan totalistis dengan cara berpikir etis. Hal ini sejalan dengan logika Pancasila yang merangkum semua orang. Pancasila sangat menghormati dan menghargai liyan.
Availability
14.006 | 194 Kur f | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
194 Kur f
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
xii + 164hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
194
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available