Ada empat hal yang memengaruhi lahirnya tesis ini: pertama, fenomena kemajuan media komunikasi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Kedua, ajaran Gereja sendiri yang menekannkan perlunya komunikasi terhadap pelayanan misioner. Ketiga, konstitusi SVD yang menekankan perlunya pewartaan Sabda Allah dengan komunikasi. Keempat, persoalan yang muncul mengenai komunikasi. Pandangan itu meliputi masalah konseptual (instrumental understanding of communication) dan reduksionisme dari komunikasi. Banyak orang saat ini jatuh pada paham reduksionisme komunikasi. Pandangan yang terlalu simplistik tentang komunikasi ini menimbulkan dampak dan konsekuensi pelayanan misioner Gereja yang beragam kalau kita mulai berpastoral komunikasi. Terkadang, media komunikasi itu bukan lagi connect people, tetapi malahan disconnect people. Menghadapi persoalan ini, kiranya kita perlu mengetahui apa itu sebenarnya komunikasi? Komunikasi pada tingkat yang paling mendasar adalah menyerahkan diri dalam cinta. Dengan demikian komunikasi pertama-tama harus menjadi sikap bagi setiap Misionaris Serikat Sabda Allah (K.SVD No.115).