Record Detail
Advanced SearchText
Makna Instinctus Spiritus Sancti dalam Summa Theologiae Prima Secundae Q.68 dan Relevansinya bagi Umat Beriman
Menurut Tomas dan ajaran Gereja kebahagiaan sejati dalam Allah adalah tujuan akhir dari hidup manusia (lih. ST I, q. 1, a. 8: KGK aet. 27). Kebahagiaan sejati ini didapat karena manusia dapat memandang wajah Allah dari muka ke muka (visio beatifica). Memandang wajah Allah adalah kebahagiaan sejati manusia karena dapat berjumpa dengan Pencipta yang dirindukannya. Untuk dapat mencapai kebahagiaan sejati ini, manusia perlu bermoral dalam hidupnya agar ia bahagia. Usaha manusia ini dibuatnya dalam melakukan kebajikan hidup dan tindakan-tindakan moral. Usaha manusia ini juga dibantu dengan rahmat Allah yang menuntun, menyemangati dan membimbingnya. Rahmat inilah yang oleh Tomas disebut sebagai instinctus Spiritus Sancti. Instinctus Spiritus Sancti banyak muncul pada pembahasan Tomas mengenai karunia-karunia dalam Summa Theologiae prima secundae q. 68. Apa sebenarnya makna instinctus Spiritus Sancti dalam Summa ini? Hal ini akan coba dijawab dalam tulisan ini. Pertama, instinctus Spiritus Sancti sebagai karunia Roh Kudus. Instinctus Spiritus Sancti adalah bantuan Roh Kudus yang dicurahkan di kedalaman batin manusia untuk membimbingnya sampai pada Allah. Kedua, instinctus Spiritus Sancti adalah hukum baru. Inilah yang dijanjikan Yesus dalam sabda-Nya, Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.... (Ibr 8:10). Dengan instinctus Spiritus Sancti, manusia mampu melakukan hukum dan hidup secara moral serta mengarahkan perhatiannya pada tujuan hidupnya yang sejati. Ketiga, instinctus Spiritus Sancti sebagai puncak ajaran moralitas Tomas. Hal ini dapat disimpulkan karena: 1) Instinctus Spiritus Sancti adalah ajaran original dari Tomas. Term ini muncul sebagai pengembarangan dari doktrinnya mengenai karunia-karunia Roh Kudus. 2) Instinctus Spiritus Sancti memiliki arah pada moralitas yang berdasarkan kebahagiaan. Dengan ini, Tomas menunjukkan bahwa manusia berusaha hidup bermoral bukan hanya demi melaksanakan hukum belaka (moralitas berdasarkan kewajiban), tetapi agar ia dapat bahagia dan mencapai kebahagiaan sejati, yang menjadi tujuan hidupnya. Teologi moral Tomas adalah kesatuan dari keseluruhan teologi, termasuk hidup spiritual dan mistik, bukan sekedar kumpulan hukum. 3) Instinctus Spiritus Sancti menunjukkan relasi erat Allah dan manusia. Dengan jalan insting Roh Kudus ini Allah bersatu dengan kebebasan manusia membentuk satu pribadi berkeutamaan yang terarah pada Allah sendiri. Melihat semua ini, betapa pentingnya mengizinkan Roh berkarya serta mengembangkan dan menguji insting Roh Kudus dalam diri. Hal ini pada gilirannya pula menjadikan manusia karunia bagi Allah dan sesamanya.
Availability
16.01008 | 230 Adi m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
230 Adi m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
x + 112hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
230
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available