Image of Wayang Wahyu sebagai Model Teologi Narasi (Analisa lakon 'Maria Ibuning Tiyang Sekeng' dalam perspektif semiotika Interpretatif Roland Barthes)

Text

Wayang Wahyu sebagai Model Teologi Narasi (Analisa lakon 'Maria Ibuning Tiyang Sekeng' dalam perspektif semiotika Interpretatif Roland Barthes)



Pada dasarnya Gereja lahir dalam kebudayaan dan berkembang melalui kebudayaan-kebudayaan sebagai konteknya. Oleh sebab itu, pewartaan iman katolik tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan setempat. Gereja diharapkan mampu untuk merangkul kebudayaan sebagai sarana pewartaan kabar sukacita Kristus. Kesadaran ini membuat Gereja menyadari pentingnya kebudayaan dan bermisi melalui kebudayaan setempat. Pewartaan iman dengan menggunakan media budaya menyebabkan Gereja harus masuk dan berakar dalam budaya tersebut. Gereja melalui Konsili Vatikan II memberikan peluang bagi pewartaan iman dengan menggunakan dan menterjemahkan Injil ke dalam bahasa dan budaya setempat untuk pengembangan misi (SC 36-37, AG 6) Tantangan yang dihadapi adalah dapatkah kebudayaan lokal, yang jauh dari Tradisi kristiani, dijadikan sarana untuk mewartakan iman kristiani dan tidak bertentangan dengan ajaran kristiani? Tantangan ini dijawab Gereja dengan mengupayakan kontekstual isasi teologi. Suatu usaha yang mencari peluang-peluang misi yang ada dalam konteks budaya maupun daerah tertentu yang menjadi ciri khasnya untuk pewartaan iman. Ciri khas kebudayaan setempat menjadi perhatian khusus dalam berteologi kontekstual. Dalam konteks Gereja Asia, teologi narasi merupakan salah satu bentuk kekhasan kebudayaan Asia. Kekhasan Asia ini diangkat dalam Kongres Misi Asia I di Chiang Mai, Thailand. Tema kongres Misi Asia I menjadi orientasi dasar untuk menceritakan kisah Yesus di Asia dengan menggunakan media-media seni kebudayaan khas Asia. Dalam konteks ini, Gereja Indonesia terlebih Gereja Katolik Regio Jawa mempunyai salah satu sarana pewartaan Injil yaitu wayang wahyu. Wayang wahyu merupakan salah satu sarana pewartaan iman, khususnya pewartaan Injil dalam khasanah kebudayaan lokal. Wayang wahyu sebagai sarana misi bercorak budaya lokal. Wayang wahyu menampilkan isi iman kristiani dengan menggunakan media kebudayaan Jawa. Wayang wahyu menggunakan teologi narasi sebagai metode pewartaan, sedangkan pesan-pesan yang terkandung dalam teks narasi dapat diolah dengan menggunakan semiotika. Sehingga, pesan yang disampaikan dalam narasi wayang wahyu adalah pesan yang sesuai dengan ajaran iman kristiani. Wayang wahyu adalah salah satu sarana yang efektif untuk menanggapi anjuran Konsili Vatikan II dan Kongres Misi Asia I dalam bidang pewartaan Injil yang bergerak melalui kebudayaan lokal. Akhirnya, peluang pewartaan Injil dalam konteks kebudayaan lokal dapat dilakukan dengan baik jika mampu mengolah dan menggunakan media-media yang efektif. Wayang wahyu adalah sarana berteologi narasi khas kristiani yang dekat dengan kebudayaan Asia, terkhusus kebudayaan Jawa.


Availability

16.01003230 Kur wAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
230 Kur w
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xiii + 160hlm: 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
230
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this