Pemurnian hati merupakan persiapan awal untuk berkembang dalam hidup rohani. Proses ini akan dialami oleh orang-orang yang mengikuti Yesus Kristus supaya tidak mendua hati. Dalam perjalanan ini, Agustinus menggunakan khotbah Yesus di bukit sebagai sarana untuk memurnikan hati sehingga ia mampu memandang Allah. Langkah awal mengikuti proses ini ialah kesadaran akan dosa. Tahap ini akan membawa orang untuk mengetahui karat-karat yang menutupi hatinya. Selanjutnya, Agustinus menghendaki supaya orang berdoa, puasa, dan sedekah untuk membersihkan kecenderungan dan kelekatan akan dosa tersebut. Dalam doa, Agustinus menggunakan doa Bapa Kami sebagai sarananya. Ia membawa umatnya untuk memahami bahwa Allah adalah Bapanya. Ia akan selalu membantu dan menolong dalam proses pemurnian. Dalam puasa, Agustinus mengajak umatnya untuk mengendalikan diri atas dorongan-dorongan untuk berbuat dosa. Dalam sedekah, ia mengajak umatnya untuk mempunyai keinginan untuk memberi sehingga terjadi pelepasan diri atas kelekatan-kelekatan khususnya akan harta dunia. Proses ini menuntut sikap tulus, rasa cinta, dan tidak menghakimi baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Orang juga diingatkan untuk memohon rahmat Roh Kudus agar Bapa dapat menolongnya selama proses pemurnian ini. Tujuan dari pemurnian hati ini ialah supaya gambar Allah dalam diri manusia dapat memancar kembali dan hidup sehati sejiwa dengan Allah. Dengan demikian, suara hati dapat menuntun seseorang pada jalan kebenaran dan melakukan perbuatan yang baik.