Image of Konsep Agama Sipil Menurut Jean Jacques

Text

Konsep Agama Sipil Menurut Jean Jacques



Agama selalu menjadi pembicaraan yang aktual dari jaman dahulu hingga sekarang. Pembicaraan tentang agama ini juga menjadi salah satu tema yang sering dibahas, baik bagi kalangan mahasiswa, dosen, dan para pemuka agama. Hal tersebut tidak terlepas dari fenomen agama itu sendiri yang memiliki dua wajah. Yang dimaksud dengan dua wajah di sini ialah bahwa agama itu berwajah baik dan berwajah buruk. Tampilan inilah yang juga menjadi pemicu utama mengapa agama menjadi sangat diminati untuk didiskusikan. Kita semua sepakat bahwa agama itu memiliki hakikat yang sangat baik dan mulia. Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan keburukan atau kejahatan kepada para pengikutnya. Semua agama mengarah pada satu titik yaitu kedamaian. Agama bahkan mengajak orang untuk melihat sesamanya sebagai saudara, sahabat, keluarga, dan tidak melihat hal-hal yang sebaliknya. Realitas agama yang demikian menampilkan kepada kita bahwa agama itu berwajah sangat baik. Oleh karena itu, siapa pun yang memandangnya merasa tertarik untuk menggapai dan merasakan kebaikannya. Selain menyejahterakan seluruh rakyatnya, tugas negara ialah menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib dan damai. Keberadaan agama-agama konvensional sangat membantu negara dalam mewujudkan tugas tersebut. Oleh karena itu, sejatinya agama menjadi fondasi yang sangat baik untuk membangun kehidupan bersama yang rukun dan damai. Namun, fakta yang terjadi tidaklah demikian. Agama justru kerap menjadi pemicu lahirnya konflik dalam masyarakat. Inilah yang disebut konflik agama. Bahkan negara juga kerap ikut terlibat dalam penyebab terjadinya konflik agama. Negara seharusnya melindungi setiap agama dan berdiri di tengah-tengah. Artinya negara tidak memihak agama satu dan memusuhi agama yang lain. Bertitik tolak dari realita yang demikian, J.J. Rousseau menggagas sebuah konsep yang ia sebut dengan civil religion atau agama sipil. Agama sipil tersebut menurutnya sangat berguna untuk membangun kehidupan masyarakat yang tertib dan damai. Bahkan ia menganggap bahwa civil religion ini juga bisa menjadi jalan tengah untuk menciptakan persatuan dan perdamaian seluruh masyarakat dalam sebuah negara. Dengan kata lain, agama sipil tersebut merupakan pedoman hidup untuk seluruh masyarakat. Dengan demikian, penghayatan dan pengamalan agama sipil mampu meminimalisir konflik atau kekerasan dalam masyarakat.


Availability

11.034194 Fri kAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
194 FRI k
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
vii + 71hlm: 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
194
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this