Pengenalan-diri merupakan tujuan utama dalam pengkajian filosofis. Aksentuasi dari penelitian ini adalah memahami proses pengenalan-diri manusia di sekitar Candi Penataran. Melalui perspektif filsafat kebudayaan Ernst Cassirer penelitian ini hendak menggali sedalam-dalamnya mengenai identitas kultural manusia di sekitar Candi Penataran khususnya dalam bidang mitos dan religi. Identitas tersebut tersirat dalam simbolisme mitis-religius. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis-deskriptif. Responden dalam penelitian ini adalah para pelaku kebudayaan dalam upacara mitis-religius di sekitar Candi Penataran. Pada proses 'pengumpulan data' penelitian ini memanfaatkan 4 jenis strategi yakni observasi kualitatif, wawancara kualitatif, dokumen kualitatif, dan materi audio-visual. Dalam wawancara kualitatif penelitian ini melibatkan 16 responden yang ditentukan melalui teknik 'purposive sampling' dan 'snow-ball sampling'. Sedangkan pada proses 'analisis data' penelitian ini menginterpretasi data berdasarkan perspektif filsafat kebudayaan Ernst Cassirer khususnya mengenai simbolisme mitis-religius. Melalui penelitian ini dihasilkan suatu deskripsi mengenai identitas mitis-religius dari manusia di sekitar Candi Penataran. Identitas tersebut bertolak dari keprihatinan manusia di sekitar Candi Penataran terhadap fenomena 'kemerosotan moralitas bangsa Indonesia'. Dipercaya fenomena ini merupakan suatu bahaya laten yang mampu menimbulkan krisis 'identitas kultural' bagi bangsa Indonesia. Lewat simbolisme mitis manusia di sekitar Candi Penataran berusaha untuk menghalau bahaya tersebut dengan cara mendorong kekuatan adikodrati. Tujuannya supaya terciptalah ketenteraman dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu simbolisme religius mengisyaratkan bahwa manusia di sekitar Candi Penataran senantiasa memperjuangkan terwujudnya perdamaian dunia. Cita-cita etis ini diusahakan melalui aneka tindakan keseharian yang mengutamakan penghormatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.