Record Detail
Advanced SearchText
Korupsi dan Kebudayaan
Korupsi sudah menjadi budaya, ujar Bung Hatta sekian puluh tahun yang lalu. Ajip Rosidi dalam kumpulan karangannya Korupsi dan Kebudayaan, seolah hendak membuktikan atau mendukungnya. Tenten bukan karena sekadar adanya kemiripan kata-kata. Di dalamnya ada rasa gelisah, ingin tahu, dan rasa geram yang dikemas dengan daya kritis kadang bercampur dengan praduga. Tulisannya campur sari akal dan rasa, menjangkau, rentang waktu 5 abad ke belakang, menyentuh isu-isu masa kini, bahkan memantulkan harapan masa depan. Itu semua sungguh mewakili alam pikiran sebagian-kalau bukan sebagian besar kelompok masyarakat. Sepanjang apa yang saya ketahui, sudah jarang ada pembahasan mengenai korupsi yang mengambil rujukan ke masa silam, apalagi ke masa kerajaan Mataram, mungkin karena terlalu jauh dan konteknya sangat berbeda dengan realitas sekarang. Namun Kang Ajip, dengan pemaparan yang menarik justru melihat korupsi yang menggila sekarang ini sebagai gejala yang berakar pada watak dan perilaku para pembesar pada zaman kerajaan di Nusantara. Di sini perpecahan dalam tubuh kerajaan atau pemberontakan memperebutkan tahta kerajaan yang melibatkan kerabat kerajaan sepanjang sejarah kerajaan atau kesultanan di seluruh Nusantara, dilihat sebagai periode awal yang melahirkan mentalitas budaya korup yang lebih mementingkan upaya memperkaya diri atau golongan daripada menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Availability
15998 | 364.132.3 Ros k | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
364.132.3 Ros k
|
Publisher | Dunia Pustaka Jaya : Jakarta., 2009 |
Collation |
198hlm: 13,5x20cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-419-365-5
|
Classification |
364.132.3
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
Cetakan 2
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available