Tantangan dan batu ujian saat ini adalah ketika jalan politis yang semestinya oleh para pendiri bangsa dihayati dan diformat untuk menuju negara sejahtera melalui bentuk negara hukum dan sistem demokrasi (yang keduanya secara cerdas merupakan sarana paling tepat untuk kemajemukan suku dan agama di Indonesia dan kepastian hukum paling tepat untuk kesamaan perlakuan tiap warga negara di depan hukum, sebenarnya kitab suci warga Negara Indonesia dalam bernegara adalah konstitusi), kini mengalami reduksi dan pendangkalan pelaksanaannya dalam dua wajah. Wajah kesatu, politik hanya dimaknai dan dijalani sebagai rebutan kuasa, rebutan uang dan aktualisasi kepentingan ego dan kelompoknya tanpa memikirkan sejahtera bersama dan sejahtera rakyat. Wajah kedua, politik menjadu tujuan untuk mendapatkan kekayaan dan bukan sarana untuk menata hidup bersama dalam kesejahteraan bersama.