Record Detail
Advanced SearchText
Miss Lu: Putri Cina yang Terjebak Konflik Etnik dan Politik
Sewaktu membaca Miss Lu, ada beberapa kemungkinan yang dihadapi oleh pembaca, antara lain kebenaran ungkapan kematian pengarang dan kesan bahwa novel ini adalah sebuah fiksi sejati. Ungkapan 'kematian pengarang' dipergunakan oleh Roland Barthens ketika membaca cerpen Balzac 'Sarrasine' mengenal seorang castrato yang sedang menyamar sebagai wanita. Begitu hebat penyamarannya sehingga pembaca melupakan siapa pengarangnya karena yang ada dalam benak pembaca hanyalah wanita itu tanpa menyadari bahwa wanita itu sebenarnya seorang castrato. Dalam novel ini penggambaran Miss Lu sebagai tokoh utama begitu meyakinkan sehingga pembaca lupa bahwa Miss Lu sebenarnya hanyalah seorang tokoh rekaan pengarangnya. Namun Miss Lu tidak mungkin lepas dari label 'too good to be true' yaitu begitu sempurna sehingga dalam realita tidak mungkin ada makhluk seperti dia. Miss Lu nyaris merupakan 'paragon of virtue' yaitu lambang kecantikan, kebaikan dan kebajikan yang hanya mungkin ada dalam fiksi.
Availability
11657 | 899.221 Pra m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
899.221 Pra m
|
Publisher | Grasindo : Jakarta., 2003 |
Collation |
258hlm; 14 x 21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-732-242-4
|
Classification |
899.221
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available