Tindak kekerasan sampai hari ini masih terus terjadi di Indonesia, dengan beragam motif dan latar. Pada detik ini Poso kembali bergejolak, gerakan separatis di beberapa wilayah semakin menunjukkan nyalinya. Kelompok-kelompok agama mengusung panji-panji suci Tuhan melalui aksi-aksi kekerasan yang sangat radikal. Ada yang berpendapat, itu semua adalah risiko dari sebuah zaman transisi di belahan bumi mana pun. Pertarungan kelompok pro status quo dan kelompok yang gandrung perubahan menyebabkan era transisi seakan tidak menentu, bahkan membingungkan. Buku yang ada di tangan pembaca ini melakukan lacakan yang luas dan dalam tentang operasi kekerasan yang dilakukan oleh Orde Baru. Tujuan operasi kekerasan ini jelas, untuk mencapai pengukuhan kekuasaan tanpa kontrol. Untuk mencapai tujuan ini kekerasan bukan hanya dioperasikan secara legal melainkan (mungkin yang paling banyak) secara ilegal (ekstralegal). Maka wajar bila banyak kelompok antek-antek Orde Baru dalam jaringan semimiliter, para militer, milisi-milisi swasta dan geng-geng kriminal. Kelompok-kelompok ini menjadi salah satu 'buldozer' Orde Baru yang sangat penting. Dalam keseluruhan uraian buku ini, betapa rezim Orde Baru yang teratur, aman, nyaman dan tenang sebenarnya tanpa ada keteraturan (Orde Zonder Order). Rumus x=bukan x tampaknya nyata dalam kajian ini.