Image of Pelayanan Kepada Allah dan Sesama sebagai Ungkapan Terima Kasih (Tafsir dan Refleksi Atas Markus 1:29-34)

Text

Pelayanan Kepada Allah dan Sesama sebagai Ungkapan Terima Kasih (Tafsir dan Refleksi Atas Markus 1:29-34)



Manusia kini merasakan cinta kasih dan anugerah dari Allah secara cuma-cuma. Namun kadangkala mereka lupa akan pemberian dari Allah. Mereka tidak mengucapkan terima kasih maupun syukur kepada Allah. Hal ini telah digambarkan oleh Injil St. Lukas mengenai kisah sepuluh orang kusta yang mendapatkan kesembuhan dari Allah. Namun hanya satu orang yang datang kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih, sedangkan yang lain tidak datang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih (bdk. Luk. 17:16-18). Hal ini berbeda dengan kisah Bartimeus (Mrk. 10:46-52). Bartimeus mendapatkan kesembuhan melalui seruan dan usaha gigih untuk mendekati Yesus. Maka tergeraklah hati Yesus pada Bartimeus. Yesus menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya. Setelah sembuh, ia mengucapkan terima kasih kepada-Nya dengan cara mengikuti-Nya. Hal ini berbeda yang dilakukan ibu mertua Simon, ia mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan sesama melalui pelayanannya. Pelayanan ini merupakan ungkapan terima kasih. Terima kasih atas kesembuhan yang diterimanya. Mrk. 1:29-34 mengisahkan Yesus yang menyembuhkan ibu mertua Simon dan orang-orang lain yang menderita sakit dan kerasukan setan. Sekeluarnya dari rumah ibadat, Yesus bersama Yohanes dan Yakobus pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempatnya. Ia menaruh belas kasih padanya. Ia memegang tangannya dan membangunkannya. Seketika itu juga lenyaplah demamnya. Kemudian ia melayani Yesus dan para murid-Nya. Pelanyanannya kepada mereka (Yesus dan para murid) adalah tanda ungkapan terima kasihnya. Menjelang malam, orang-orang berbondong-bondong ke rumah Simon. Mereka berkumpul di depan pintu. Mereka membawa orang sakit dan kerasukan setan. Yesus menyembuhkan mereka semua. Yesus melarang setan-setan untuk berbicara karena mereka mengenal-Nya. Penulis melihat adanya keterkaitan antara ketiga kisah di tersebut (sepuluh orang kusta, Bartimeus dan ibu mertua Simon).


Availability

10.000010226.307 Der pAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
226.307 Der p
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
x + 88hlm: 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
226.307
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this