Record Detail
Advanced SearchText
Makna Belas Kasih Menurut Jon Sobrino (Sebuah tinjauan filosofis-teologis dan relevansinya bagi kehidupan dan karya pastoral Gereja)
Belas kasih merupakan salah satu tema yang tidak asing dalam keseharian hidup kita. Tidak asing karena kita sudah biasa mendengar dan bahkan mengamalkan tindakan-tindakan belas kasih. Misalnya saja mengunjungi orang sakit, membantu mereka yang berkekurangan secara ekonomi, mendukung sahabat atau kenalan yang sedang berduka, dan tindakan-tindakan yang lainnya. Namun apabila belas kasih dan tindakan-tindakannya diterapkan di dalam kehidupan yang serba sulit seperti Amerika Latin, di mana kekerasan, kemiskinan, penganiayaan, pembunuhan dan lain sebagainya begitu masif dilakukan oleh penguasa, pengusaha kaya dan elit militer, Apakah belas kasih masih memiliki makna yang sama seperti yang dimengerti oleh Gereja pada umumnya? Apa peran belas kasih dan tindakan-tindakannya di tengah-tengah situasi Amerika Latin? Bagi Jon Sobrino belas kasih merupakan reaksi seseorang yang muncul akibat penderitaan orang lain. Penderitaan itu telah membatin dan menjadi satu dalam dirinya sehingga mendorongnya untuk menyelamatkan sesama yang menderita. Belas kasih juga dipahami sebagai tindakan praksis cinta ketika berhadapan dengan sesama yang berada dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Menurutnya orang yang berbelas kasih dirinya selalu dipenuhi oleh cinta. Cinta inilah yang kemudian mendorong dan menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan belas kasih secara nyata. Jon Sobrino mendasarkan refleksi teologinya pada belas kasih Allah dan Yesus. Belas kasih Allah nampak dalam tindakan Allah yang menyelamatkan dan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Tindakan Allah yang menyelamatkan dan membebaskan ini berpuncak pada Yesus Kristus. Hidup, kematian dan kebangkitan Yesus merupakan tanda kasih Allah kepada manusia. Allah tidak menyayangkan Puteranya wafat di kayu salib demi kasih-Nya kepada umat ciptaan-Nya. Selama hidup-Nya, Yesus bertindak, berkata dan mengajar dalam kasih. Hal ini terbukti dalam doa Bapa Kami yang ia wariskan kepada kita sampai dengan hari ini. Di dalam doa tersebut Yesus menyebut Allah sebagai Bapa, Abba. Allah bagi Yesus adalah Bapa yang maharahim dan berbelas kasih. Oleh karena itu kita dapat mengerti di sini bahwa pewartaan, tindakan, mukjizat, kematian, dan bangkit-Nya merupakan ungkapan cinta Allah yang total kepada manusia. Kita tidak bisa mengenal Allah yang penuh dengan belas kasih tanpa melalui Yesus. Tindakan belas kasih yang konrit adalah pengampunan. Yesus dalam doa Bapa Kami telah mengajarkan kepada kita untuk memohon ampunan dari Allah seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Yesus juga dalam hidup-Nya banyak melakukan tindakan pengampunan kepada orang-orang berdosa. Yesus menyambut setiap orang berdosa dengan mengampuni dosa-dosa mereka. Dalam tindakan Pengampunan itu Yesus menerima orangnya dan menolak dosanya lewat pesan jangan berbuat dosa lagi. Juga tindakan pengampunan ini memulihkan orang berdosa dan mengembalikan mereka ke dalam masyarakat. Jon Sobrino menyadari bahwa tindakan belas kasih ini sulit dan tidak mudah untuk dilaksanakan, dilakukan orang lain kepadanya. Namun Jon Sobrino menegaskan bahwa inilah wujud dari panggilan hidup setiap orang Kristiani, yaitu menjadi murah hari seperti Allah murah hati. Pengampunan menurut Jon Sobrino dapat menyembuhkan pendosa dari dua hal dalam dirinya, yaitu pendosa mengalami penyembuhan atas kelemahannya dan masa depan terbuka bagi hidupnya. Kata Kunci: Belas Kasih, Cinta, dan Pengampunan.
Availability
13.007 | 230 Alf m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
230 Alf m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
x + 113hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
230
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available