Record Detail
Advanced SearchText
Manusia dalam Dunia Teknologi (Telaah Filosofis Relasi Manusia dan Teknologi Menurut Pemikiran Martin Heidegger)
Manusia abad ini hidup dalam dunia yang dipenuhi teknologi. Dalam kesehariannya manusia melibatkan teknologi hampir dalam setiap ranah kehidupannya. Tampaknya dengan teknologi itu aktivitas manusia menjadi lebih mudah, kompleks, dan efisien. Don Ihde, seorang filsuf teknologi Amerika, sependapat dengan Heidegger mengatakan bahwa, dewasa ini teknologi turut menentukan eksistensi manusia. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa hidup manusia dewasa ini sulit untuk dipisahkan dari teknologi. Dunia tempat kita hidup dewasa ini adalah dunia yang teknologis. Dalam dunia teknologis manusia mengalami berbagai kemudahan dan kompleksitas hidup. Namun di balik segala kemudahan itu bermunculan berbagai persoalan pelik yang menyentuh bagian-bagian yang fundamental dari kehidupan manusia itu sendiri. Kegelisahan akan perendahan martabat manusia dan kepahitan yang dirasakan sebagai dampak teknologi mendorong munculnya pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang manusia dan teknologi. Siapakah manusia dalam relasinya dengan teknologi? Apakah hakekat dari teknologi itu sendiri? Bagaimanakah hakekat dari relasi antara manusia dengan teknologi? Martin Heidegger telah memberi jawaban-jawaban yang fundamental kepada kita melalui uraian filosofisnya tentang manusia dan teknologi. Dengan metode berfilsafat fenomenologisnya yang khas, Heidegger menghantar kita pada pemahaman dasar tentang manusia dan teknologi. Kedua tema ini secara khusus dibahasnya dalam dua karyanya, yaitu Being and Time dan The Question Concerning Technology. Dalam mahakaryanya, Being and Time, Martin Heidegger menggumuli manusia dalam eksistensinya. Manusia secara eksistensial selalu menduniakan realitas. Demikian pun ketika manusia mengalami realitas teknologi. Teknologi telah menjadi dunia bagi manusia. Maka, dalam konteks relasinya dengan teknologi, manusia adalah dia yang menduniakan teknologi. Ia Ada-dalam-dunia-teknologi. Dengan kata lain teknologi merupakan medan manusia bereksistensi. Faktisitas eksistensi manusia selalu berhadapan dengan dua kemungukinan situasi eksistensial, yaitu mengalami otentisitas atau inotentisitas. Manusia-dalam-dunia-teknologi juga berhadapan dengan takdir mengalami otentisitas atau inotentisitas. Dalam-dunia-teknologi manusia kerap jatuh pada inotentisitas diri. Situasi inotentisitas ditimbulkan oleh kekeliruan memahami hakekat teknologi. Dalam gagasannya tentang hakekat teknologi Heidegger berusaha untuk mengembalikan kesadaran kita pada pemahaman akan hakekat teknologi secara tepat dan benar. Pemahaman yang tepat dan benar memungkinkan kita mencapai relasi yang bebas dengan teknologi.
Availability
09.000067 | 193 SIL m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
193 SIL m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2013 |
Collation |
vi + 112hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
193
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available