Image of Manusia Partisipan sebagai Jawaban Atas Dunia yang Sakit (Tinjauan Antropologi-Filosofis Gabriel Marcel)

Text

Manusia Partisipan sebagai Jawaban Atas Dunia yang Sakit (Tinjauan Antropologi-Filosofis Gabriel Marcel)



Dunia kita sedang sakit. Kesakitan itu menyerang aneka bidang kehidupan manusia dan hadir dalam berbagai bentuk. Masalah antar agama sering menjadi pemicu peperangan berkepanjangan dan bahkan perpecahan. Praktek KKN di Negara kita semakin mengenaskan; rakyat semakin terpuruk dalam kemiskinan, oknum tertentu semakin bahagia di atas penderitaan orang-orang kecil; menghambur-hamburkan uang Negara untuk kepentingan pribadi. Sekolah dan kampus menjadi tempat yang begitu sering terjadinya tawuran para pelajar. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tak jarang membawa pengerdilan bagi pertumbuhan seorang pribadi. Darimanakah datangnya segala kesembrawutan ini? Di tengah situasi ini hidup manusia sendiri terabaikan sebagai pribadi yang bermartabat. Pertanyaan pokok yang patut diajukan adalah siapakah manusia (sesungguhnya) itu? Bagaimanakah manusia seharusnya memandang realitas di luar dirinya? Gabriel Marcel (1889-1973), seorang filosof kontemporer dari Prancis dengan tegas mengatakan bahwa salah satu penyebab dari berbagai persoalan itu adalah menurunnya daya refleksi manusia. Manusia adalah seorang homo particeps yang selalu merefleksikan tentang hidup dan dunianya. Eksistensi dasar manusia bagi Gabriel Marcel adalah ess-co-esse. Mengapa dia harus berefleksi? Eksistensi saya tak terlepas dari realitas di luar diri saya. Saya adalah being-in-the-situation. Dengan kemampuan refleksi, apa yang terjadi di luar diri saya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi saya sebagai being-in-situation. Dua sarana penting dalam berefleksi adalah tubuh dan perasaan sebagai symphatethic mediation. Inilah yang mendorong manusia untuk selalu berpartisipasi dalam kehidupan sesamanya. Jadi, manusia partisipan sesungguhnya mampu menciptakan dunia baru yang didasari oleh persekutuan atas dasar cinta. Dia menjadi manusia yang sungguh berpartisipasi dalam relasinya dengan sesama dan Tuhan yang diimaninya. Dalam sebuah dunia baru, manusia partisipan menciptakan hubungan subyek-subyek yang memungkinkan adanya perasaan senasib dan sepenanggungan. Karena itu, tak ada kehendak untuk berkuasa (will to power) terhadap orang lain bagi manusia partisipan. Akhirnya, dunia milik manusia partisipan adalah dunia yang bebas dari praktek KKN dan aneka kekerasan dengan segala bentuknya.


Availability

08.000053194 HED mAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
194 HED m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
x + 90hlm: 21x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
194
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this