Maria adalah murid Kristus, karena sikap Maria yang mau mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Sabda Tuhan menjelma dalam diri Maria. Sabda Tuhan itu direnungkan Maria dalam kehidupan hariannya. Sabda Tuhan pun dibagikan kepada semua orang di sekitarnya, dengan membawa Yesus di dalam rahimnya. Dengan mengandung Sang Sabda, Maria hidup dan bersatu bersama Kristus, Sang Sabda yang dikandungnya. Sabda Itu kini menjadi bagian dari dirinya. Sabda Allah yang didengarkan Maria kini menjelma dalam dirinya. Sabda Allah ini membawa keselamatan bagi semua umat manusia. Manusia akan diselamatkan, jika percaya pada Sabda yang menjelma menjadi manusia yang berdiam dalam rahim Maria. Dengan iman Maria mendalami Sabda Allah dan menerimanya. Maria yakin Allah memilki rencana yang indah akan dirinya. Oleh karena itu, Maria dengan sikap rendah hati menerima sabda Allah. Dengan keterbukaan hatinya, Maria memungkinkan Allah Putra menjelma. Lukas melihat kemuridan Maria dimulai dari peristiwa kabar gembira yang diterimanya. Kemuridan Maria terus berlanjut sampai pada peristiwa penantian turunnya Roh Kudus bersama para rasul. Kemuridan Maria tidak berhenti pada peristiwa pentakosta, tetapi terus berlanjut. Maria melanjutkan kemuridannya dengan mendampingi para Rasul dalam pewartaan mereka. Sikap Maria ini, menunjukkan model pelayanan yang sesungguhnya. Kemuridan Maria tidak berhenti pada peristiwa pentakosa, tetapi terus berlanjut hingga saat ini. Selain menjadi murid Kristus, Maria juga menjadi ibu yang mendampingi Gereja dalam peziarahan Gereja di dunia, sebagaimana ia mendampingi Kristus dalam peziarahan Kristus menuju salib.