Pertanyaan-pertanyaan mengenai dasar terakhir ada, serta arti terakhir eksistensi senantiasa telah menghinggapi roh manusia yang sudah mencapai kedewasaan spiritual dan intelektual. Tetapi apakah kita mampu untuk sedikit menerangkan masalah-masalah abadi ini? Bagaimanapun juga suatu pengakuan Tuhan yang dapat dibenarkan tidak lagi dapat berlangsung jika kita tidak menunjukkan bahwa teisme itu mengakui Tuhan agar supaya kita dapat lebih manusiawi. Lagipula mungkin hanya atas dasar antropologis inilah maka dapat diadakan dialog serius antara orang-orang ateis dan orang-orang teis. Masalah Tuhan secara identik telah menjadi masalah manusia dan sejarahnya: Apakah Tuhan termasuk atau tidak termasuk struktur manusia yang mendalam?