Setelah perang dunia ke-2 komunikasi semakin mendapat sorotan dan perhatian yang sangat besar dari dunia internasional. Hal ini tampak dengan adanya perkembangan studi media massa sejak munculnya H.D. Lasswell seorang ilmuwan politik dari Amerika. Pada tahun 1848 ia menulis formula tentang model proses komunikasi. Perhatian tersebut diikuti oleh R. Braddock pada tahun 1958 dengan mengembangkan Formula H.D. Lasswell. Pada tahun 1949 Claude Shannon dan Weaver muncul dan mengembangkan proses komunikasi moodel matematikanya. Untuk menyempurnakan model tersebut De Fleur pada tahun 1966 menamakan pengertian perlunya umpan balik dalam proses komunikasi. Perkembangan tidak hanya berhenti sampai disini, karena disusul oleh tokoh baru yaitu C.E. Osgood dan Wilbur Schramm pada tahun 1954. Mereka ini menekankan pula perlunya umpan balik dalam proses komunikasi. Secara khusus ditekankan penerima informasi/pesan. Setelah C.E. Osgood dan W. Schramm masih ada lagi teori baru yang dikembangkan oleh F.E.X. Dance pada tahun 1967. Ia ingin menunjukkan bahwa proses komunikasi itu pada hakekatnya dinamis dan teorinya tampak pada apa yang dinamakan Helical model. Mengingat besar dan kuatnya daya pengaruh media massa, maka kita hendaknya berusaha untuk dapat memanfaatkan dan mendayagunakannya untuk tujuan-tujuan pembangunan dan khususnya pembangunan generasi muda yang bertanggung jawab. Generasi muda sebagai penerus harus dibawa kepada masa depan yang mantap ke kedewasaan yang bertanggung jawab jadi manusia yang tahu tanggung jawab di bidang sosio-kultural, sosio-pendidikan, sosio-religius, sosio-politik dan sosio-bisnis. Dengan demikian generasi muda menjadi manusia yang dinamika sebagai pembangun masyarakat adil dan makmur.