Tragedi Situbondo tiba-tiba saja meletup menghentakkan kita semua. Barangkali hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka batin seluruh warga Indonesia, yang menjunjung tinggi norma agama dan moral, akibat tragedi 10 Oktober 1996 itu. Mengapa pelecehan terhadap salah satu agama merembet ke soal SARA dan berujung pada kerusuhan, perusakan, pembakaran, dan pembunuhan? Sukar mencari akar dan tali-temalinya. Adakah sangkut paut amuk massa di Situbondo dengan kerusuhan 27 Juli 1996 di Jakarta? Ataukah merupakan kelanjutan dan rembesan kerusuhan yang terjadi di Surabaya sebulan sebelumnya? Atau, merupakan rekayasa elite politik yang sengaja mengeruhkan air kerukunan hidup beragama untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah-masalah strategis?