Record Detail
Advanced SearchText
Memahami Cerita Rakyat Ine Pare dalam Masyarakat Lio (Tinjauan antropologis-filosofis)
Karya sastra merupakan hasil kristalisasi dari nilai-nilai kehidupan suatu masyarakat. Masyarakat yang menghargai sastra merupakan masyarakat yang mencintai dan melestarikan nilai-nilai kehidupan. Mitos Ine Pare memuat didalamnya nilai-nilai yang bersentuhan langsung dengan hidup manusia dengan alam sekitarnya. Kekayaan nilai-nilai ini akan terus bertahan setelah diceritakan terus menerus dari satu generasi ke genersai berikutnya. Karya sastra dengan metode lisan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya terletak pada tantangan yang dihadapi oleh situasi sekarang yakni era globalisasi dan modernisasi. Kelemahan lain adalah munculnya para penutur yang tidak lagi mempertahankan keaslian cerita. Kelebihan dari metode ini adalah kekuatan pesan cerita yang mudah dipahami oleh setiap generasi. Mengungkap realitas kehidupan yang termuat dalam kebudayaan lisan lebih luas dari pada yang termuat dalam kebudayaan tulisan. Adapun maksud cerita adalah untuk menghibur, menasehati, dan mendidik generasi muda. Mitos Ine Pare kerap masih diceritakan oleh penduduk asli dan bahkan sudah dibukukan. Situasi ini sebagai pertanda bahwa cerita ini masih memiliki arti bagi penuturnya dan seluruh suku bangsa Lio. Namun, dampak globalisasai dan tawarannya mengancam eksistensi nilai-nilai yang terekam dalam mitos tersebut. Ada menganggap bahwa mitos ini tidak bermakna sama sekali, tetapi penulis merefleksikan bahwa di dalam mitos tersebut terdapat nilai-nilai untuk dilestarikan. Dalam mitos Ine Pare terdapat lima tema filosofis yang direfleksikan. Tema-tema tersebut adalah nilai personal, sosial, budaya, religius, dan kosmologis. Terkait nilai personal ada lima poin yang penulis refleksikan. Kelima poin itu adalah. Nilai iba hati. Nilai dedikasi heroik. Nilai kebebasan dan tanggung jawab. Nilai cinta sebagai tugas. Nilai tindakan moralitas. Nilai Sosial dibagi dalam dua poin yakni pertama, kesadaran simpati. Kedua, memberi. Nilai budaya terdiri atas empat poin, pertama, tradisi warisan padi ladang. Kedua, warisan tata cara berladang. Ketiga, nama padi dan tempat. Keempat, Rumah adat (sa'o ria tenda bewa). Dengan demikian, cerita Ine Pare masyarakat Lio merupakan suatu cerita yang melatarbelakangi seluruh karater dan etika bagi suku Lio dalam seluruh kegiatannya setiap hari.
Availability
13.039 | 959.86 GOR m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 GOR m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
x + 97hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available