Record Detail
Advanced SearchText
Memahami Ritus Wu'u Lolo dalam Masyarakat Lamaole-Lewomaku (Sebuah tinjauan antropologis Clifford Geertz)
Kebudayaan adalah cetusan atau buatan manusia. Manusia membuat kebudayaan dengan aneka ritual yang terkandung di dalamnya. Aneka ritual itu adalah bentuk simbol-simbol dari manusia untuk mengungkapkan sesuatu hal. Oleh karena demikian, manusia disebut sebagai makhluk simbolis. Manusia dikenal sebagai pembuat simbol dalam kebudayaan. Dengan demikian kebudayaan adalah sesuatu yang semiotis sebab dalam kebudayaan dijumpai aneka simbol-simbol yang digunakan oleh manusia. Simbol-simbol itu dikemas sedemikian rupa dalam ritual. Oleh karena demikian, ritual dijadikan sebagai sarana untuk menghubungkan manusia dengan alam semesta dan manusia dengan Wujud Tertinggi. Dengan kata lain, eksistensi ritual membentuk cara hidup dan pola pikir manusia yang membudaya itu sendiri. Eksistensi ritual yang dihidupi oleh sekelompok masyarakat tertentu patutlah untuk dilihat secara lebih mendalam dengan pendekatan orang dalam atau emik. Kebudayaan yang dihidupi atau diwarisi itu kranya dapat dikupas dengan metode pendekatan kebudayaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode thick description yang digagas oleh Clifford Geertz. Gertz dalam studi antropolognya mengedepankan metode ini untuk menelanjangi kebudayaan. Apa yang dilakukan oleh Geertz ini merupakan sebuah penginterpretasian atas kebudayaan itu sendiri. Baginya sebuah kebudayaan haruslah diinterpretasi agar dapat menemukan inti atau makna dari padanya. Geetz mengajak manusia tidak hanya sebagai penonton atau pelaksana kebudayaan tetapi mengajak menjadi interpreter kebudayaan itu sendiri. Hal ini dilakukan oleh Geertz dalam penelitiannya mengenai kebudayaan Slametan di Jawa Timur. Metode serta interpretasi Geertz ini kemudian dijadikan sebagai referensi dasar untuk menelisik kearifan lokal (lokal wisdom) yang dihidupi oleh masyarakat di Indonesia. Salah satunya adalah kearifan lokal yang dihidupi oleh masyarakat Lamaole-Lewomaku di Flores Timur. Kearifan lokal itu adalah Ritual Wu'u Lolo. Ritual Wu'u Lolo ini merupakan sebuah ritual besar yang dilakukan oleh masyarakat setempat dalam setahun dan dilakukan ketika selesai musim panen. Adapun tujuan dilakukan ritual ini adalah sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil panen kepada Wujud Tertinggi. Kearifan lokal Wu'u Lolo ini merupakan kebijaksanaan universal yang di dalamnya terkandung aneka nilai-nilai yang dihidupi. Nilai-nilai itu adalah nilai ke-tuhan-an, nilai persaudaraan dalam hidup bersosial, dan nilai etika dalam hidup bersama.
Availability
13.020 | 959.86 KEB m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 KEB m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
xi + 113hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available