Record Detail
Advanced SearchText
Memahami Sastra Lisan Torok dalam Masyarakat Wae Ri'i-Manggarai (Tinjauan Religius-Filosofis)
Karya tulis ini berjudul Memahami Sastra Lisan Torok Dalam Mayarakat Wae Ri'i-Manggarai-Tinjauan Religius-Filosofis. Penulis mengangkat tema ini karena beberapa alasan berikut: pertama, Torok sebagai salah satu jenis sastra lisan masyarakat Wae Ri'i-Manggarai masih terpelihara dengan baik sampai sekarang dan memiliki posisi yang penting dalam kehidupan sosial budayanya. Dengan demikian perlu dilacak nilai-nilai filosofisnya agar dapat dipahami maknanya. Kedua. Dari sudut komposisinya, tampak bahwa sastra lisan Torok memiliki estetika yang khas. Untuk itu perlu diketahui secara lebih dalam agar dapat diketahui makna puitikanya. Ketiga, mengingat sastra lisan Torok masih dihidupi oleh masyarakat pendukungnya, dapat dipastikan bahwa tradisi ini memiliki peluang untuk merumuskan panadangan dunia masyarakat pendukungnya. Dalam memahami sastra lisan Torok, penulis menggunakan analisis struktur sastra lisan Torok. Analisis struktur merupakan sebuah sarana untuk mengkaji dan mendeskripsikan makna sastra lisan atau dengan kata lain analisis struktur merupakan sarana yang digunakan untuk dapat mengungkapkan makna tersembunyi di balik sastra lisan Torok. Menganalisis sastra lisan itu berarti menganalisis makna dan gaya bahasa agar terungkap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, sebelum melangkah ke refleksi religius filosofis terlebih dahulu penulis menganalisis struktur sastra lisan Torok berdasarkan makna yang terkandung dalam sastra lisan tersebut dan gaya bahasa yang digunakan. Dari analisis struktur penulis menemukan banyak makna yang terkandung dalam sastra lisan Torok. Makna-makna tersebut kemudian penulis merangkum dalam beberapa nilai yang terkandung di dalamnya seperti nilai religius, sosial, etika, dan estetika. Dari nilai-nilai yang ditemukan, penulis berusaha untuk merefleksikan nilai-nilai sastra lisan Torok dalam terang religius filosofis. Refleksi ini sangat penting karena merupakan puncak dari proses pergumulan yang mendalam. Dari refleksi ini penulis merangkumnya menjadi beberapa dimensi, seperti dimensi religius, sosial, etika, dan estetika. Dalam dimensi religius ditemukan bahwa masyarakat Wae Ri'i memiliki religiusitas yang sangat tinggi. Hal ini penulis dapat dilihat dalam berbagai upacara adat yang mereka lakukan mulai dari kelahiran hingga kematian. Ada Tertinggi bagi mereka adalah Mori Kraeng yang terlibat dalam seluruh aktivitas harian mereka. Ada tertinggi itu dipandang jauh tetapi sekaligus dekat dengan mereka. Dalam dimensi sosial, penulis melihat dua nilai yang sangat penting dalam sastra lisan Torok, yaitu kerja sama dan semangat persaudaraan. Dimensi Etika mencakup dua poin yaitu hormat terhadap sesama dan tanggung jawab. Dimensi estetika berkaitan dengan pola pembaitan, penggunaan kata-kata yang sepadan, dan sebagainya. Dimensi kosmologiss berkenan dengan pola relasi mereka yang sangat harmonis dengan alam. Refleksi ini kemudian ditutup dengan relevansi yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk konteks masa kini sehingga apa yang ditulis berguna bagi pelaku pastoral dan masyarakat pendukungnya.
Availability
09.000034 | 959.86 TUL m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 TUL m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2013 |
Collation |
x + 92hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available