Hari studi STFT Widya Sasana tahun 2008 mengambil tema tentang Santo Paulus, figur dan karyanya serta relevansinya untuk Gereja Indonesia. Penulis dalam artikel ini meneropong pengalaman misi lintas budaya Paulus dalam konteks identitas historis-kultural yang dimilikinya, dan dengan berakar dalam identitasnya yang demikian Paulus menemukan identitasnya yang baru sebagai pengikut Kristus untuk mewartakan Kristus di tengah bangsa yang bukan Yahudi. Dari pengalaman misi lintas budaya Paulus, penulis mencoba menempatkan pengalaman misi Paulus itu di dalam konteks gereja Katolik Indonesia dan berusaha menunjukkan misi Paulus dan misi gereja Katolik di dalam situasi kultural yang berbeda.