Khotbah di Bukit tidak hanya memperkaya bahasa sehari-hari dengan berbagai ungkapan, melainkan juga meninggalkan jejaknya dalam karya-karya sastra. Beberapa penulis internasional yang terkenal mengalami langsung pengaruh oleh Khotbah di Bukit dalam karangan mereka. Sementara penghargaan dari pengarang-pengarang yang lain dapat dibaca dalam tulisan-tulisan mereka. Namun, pengaruh dari tiga bab Injil Matius tidak tinggal terbatas pada bahasa dan sastra. Kata-kata dalam khotbah Yesus ini terutama digunakan sebagai acuan cara manusia dapat hidup bersama. Jangkauannya, baik di dalam maupun di luar kaum beriman Kristiani, membantu membentuk hati nurani dan mendorong melaksanakan hal-hal luar biasa. Salah satu satu contoh adalah Mahatma Gandhi (1869-1948). Sejak permulaan, sikapnya untuk melakukan perlawanan tanpa kekerasan juga diilhami oleh Khotbah di Bukit: beliau berusaha untuk mengasihi musuh dan bila seseorang menampar pipi kanannya, ia memberikan juga kepadanya pipi kirinya. Karena usaha ini Gandhi dijunjung tinggi selama bangsa India memperjuangkan kemerdekaannya.