Telah banyak tulisan yang berbicara mengenai Gereja dan Gereja Indonesia khususnya. Terakhir beberapa tokoh Gereja Indonesia (kardinal, beberapa uskup, imam, cendekiawan) bertemu di Syantikara, Yogya untuk merefleksi Gereja Indonesia. Mereka merumuskan Gereja sebagai gerakan, Gereja kaum miskin dan sebagainya yang sedikit banyak memberi arah bagi Gereja Indonesia. Tulisan ini membahas hakikat Gereja yang seringkali dilupakan, dan implikasinya dalam pastoral Gereja yang sering diabaikan: sebagai Gerakan Cinta. Memang sudah banyak yang melihat dan berusaha menampilkan Gereja sebagai gerakan cinta, tapi belum sungguh memikirkan dan mengulas implikasinya dalam Pastoral Gereja sendiri. Saya yakin bila pastoral Gereja lebih diarahkan sebagai Gerakan Cinta, maka Gereja akan lebih hidup, dan yang lebih penting semakin banyak umat terlibat dan bertumbuh dalam kedewasaaan Kristus (Efesus 4:11-16).