Bencana alam berupa letusan gunung berapi yang menyebabkan gempa bumi yang memporak-porandakan pelbagai aset bangunan penduduk bukan merupakan cerita baru di negeri Indonesia. Banjir dan badai angin taufan, kekeringan dan kelaparan, kebakaran hutan dan pelbagai bentuk bencana lainnya juga amat sering menimpa negeri ini. Belum lagi belakangan ini Indonesia sering pula mengalami apa yang kita kenal sebagai 'bencana bikinan manusia' (human-made disaster) dalam bentuk konflik antar-etnis, bahkan konflik bernuansa SARA. Ini semua telah mendatangkan kerugian material dan kerusakan fisik yang luar biasa dahsyatnya. Kerugian moril rasanya jauh lebih mengerikan daripada hanya kehilangan harta benda saja. Dengan demikian, singkat kata, para korban bencana, baik korban bencana alam maupun apalagi korban 'bencana bikinan manusia', membutuhkan penanganan ekstra bagi pemulihan hidup layak sebagaimana lazimnya hak setiap warga umat manusia.