Record Detail
Advanced SearchText
Ata Mai: Sang Pendatang
Pada novel ini penulis (sadar atau tidak) telah menunjukkan bahwa gerakan feminism itu pada akhirnya akan selalu berbenturan pada sifat-sifat feminism yang telah dikodratkan oleh Allah SWT. Bahwa wanita, betapapun pintar dan perkasanya dia akan selalu berbenturan dengan perasaannya yang sangat mudah berubah. Begitu juga dengan emosi dan cintanya, makanya wajar saja kalau orang sedikit meragukan wanita untuk menjadi pemimpin, ya karena sifatnya yang satu ini. Seperti juga kodrat seorang pria yang cenderung tidak sanggup menahan nafsunya, cenderung tidak sanggup untuk sendirian, yang akhirnya mengukuhkan pepatah, 'Di balik lelaki yang kuat terdapat perempuan yang hebat'. Lelaki sebenarnya makhluk yang setia pada cintanya (hatinya) hanya saja, ya itu, tuntutan nafsu membuat dia jadi mengebelakangkan hatinya. Jadi ladies and gentlemen, please sadar deh bahwa lelaki dan perempuan itu tidak bisa berpisah, dan masing-masing memiliki kodratnya masing-masing, wanita memerlukan pria untuk selalu memupuk hatinya dan laki-laki membutuhkan wanita untuk terus memupuk nafsunya (dalam artian yang sangat sempit). Begitulah yang terjadi di novel ini, perempuan yang terlalu sibuk untuk membuktikan bahwa dia bisa menjadi wanita modern yang dipandang dari kepintarannya dan tidak melulu hanya diposisikan sebagai kaum kedua. Padahal kan seperti dalam sebuah organisasi, bahwa ketua tidak akan menjadi ketua kalau tidak ada wakil ketua atau anggota begitu juga presiden tidak akan disebut presiden kalau tidak ada rakyat, jadi kenapa kita berebut tempat untuk menjadi ketua atau presiden, kalau posisi anggota atau rakyat bisa menentukan arah dari organisasi dan Negara. Kembali ke novel ini, sebenarnya (berdasarkan porsi), ini bukan novel cinta, tapi novel budaya yang dibumbui cerita cinta. Di novel ini kita akan dapat referensi kebudayaan dari berbagai daerah dan Negara. Pengetahuan dari penulis yang berprofesi sebagai wartawan, membuat novel ini kaya akan pengetahuan budaya. Latar belakang yang diambil di novel ini membuat kita yang hidup di kota besar menjadi cemburu dan ingin segera pulang kampong.
Availability
12899 | 899.221 And a | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
899.221 And a
|
Publisher | Galang Press : Yogyakarta., 2005 |
Collation |
xxv + 532hlm; 13x19cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-3627-53-0
|
Classification |
899.221
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available