Image of Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles

Text

Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles



Menjadi manusia utuh, disadari atau tidak, menjadi cita-cita kita, manusia. Di kiri kanan kita menjumpai manusia-manusia yang bengkok, miring, berat sebelah, aneh, setengah lumpuh. Dan tidak utuh. Lebih mengkhawatirkan lagi, kita tahu bahwa kita sendiri terancam oleh kemiringan itu, bahwa kita sendiri sering lumpuh secara fisik atau jiwani, bahwa hidup kita jauh di bawah kemungkinan-kemungkinan yang sebenarnya terbuka bagi kita. Kita tidak utuh. Aristoteles persis menawarkan itu: Jalan untuk menjadi utuh. Barangkali kita ragu apakah seorang pemikir yang hidup lebih dari 2300 tahun lalu masih dapat menunjukkan suatu jalan bagi kita, manusia abad ke-21. Tetapi Aristoteles, bersama Plato, sampai hari ini menjadi acuan pemikiran para filosof. Buku kecil ini memperkenalkan pemikiran Aristoteles, khususnya dalam bidang moralitas dalam bahasa yang tidak terlalu sulit untuk dimengerti. Kedua, etika Aristoteles di zaman sekarang pun amat bermanfaat bagi kita. Aristoteles menulis etikanya agar mereka yang membacanya dapat membangun suatu kehidupan yang bermakna dan bahagia. Dan itu dicapai dengan memperlihatkan bagaimana manusia dapat mengembangkan diri, dapat membuat potensi-potensinya menjadi nyata, dan bagaimana karena itu ia menjadi pribadi kuat. Menjadi pribadi kuat berarti berhasil dalam kehidupan sebagai manusia. Itulah yang membuat kita bahagia dan itulah yang mau ditunjuk oleh Aristoteles.


Availability

14989170 Sus mAvailable

Detail Information

Series Title
Seri Filsafat Populer
Call Number
170 Sus m
Publisher Kanisius : Yogyakarta.,
Collation
xi + 68hlm: 12,5x20cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-21-1608-3
Classification
170
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this