Record Detail
Advanced SearchText
Menuju Gereja Mandiri: Sejarah Keuskupan Agung Semarang di Bawah Dua Uskup (1940-1981)
Untuk menjelaskan kesatuan Gereja, Mgr. A.Soegijapranata mengatakan bahwa Gereja itu bersifat supranasional. Namun demikian, ia juga menyatakan bahawa hirarki lokal harus bisa otonom. Karenanya, di dalam proses untuk membangun hirarki lokal, Mgr. Soegijapranata, selain mengajak kaum muda untuk masuk ke dalam hidup religius atau imamat, juga mendorong semua orang untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan ilmu-ilmu humaniora, budaya, dan agama. Ia menyerukan supaya mereka memberi kesaksian akan iman kristiani di dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam segala jenis pekerjaan, dan dalam situasi yang mereka hadapi. Justinus Kardinal Darmojuwono membedakan antara kerasulan sabda dan kerasulan karya. Ia mengatakan bahwa terlalu menekankan kerasulan sabda di Asia merupakan tindakan yang berbahaya. Tanpa kerasulan karya, kerasulan sabda akan menjadi sekedar pemanis bibir, sejenis farisiisme. Untuk menjadikan kesadaran ini efektif bagi umat di dalam pertemuan Para Uskup Asia pada tahun 1970, Justinus Kardinal Darmojuwono mengusulkan pembentukan suatu Sekretariat Gereja Asia Tenggara untuk urusan pengembangan Sosial-Ekonomi dan beberapa intitusi lain.
Availability
18039 | 275.98 Sub m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
275.98 Sub m
|
Publisher | Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta., 2005 |
Collation |
viii + 320hlm: 15x21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-8927-90-7
|
Classification |
275.98
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
Cetakan 2
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available