Ekaristi, seperti juga sakramen-sakramen lainnya, mengandung dimensi yuridis yang kaya. Legislator Gereja Universal mengelaborasi dimensi yuridis ini ke dalam berbagai norma kanon yang berbicara tentang hakikat Ekaristi, peran iman dan umat Allah, pelayan Sakramen Ekaristi, partisipasi dalam perayaan Ekaristi, ritus dan upacara, waktu dan tempat, penyimpanan dan penghormatan Sakramen Mahakudus serta stips yang dipersembahkan dalam Misa. Pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan dimensi yuridis Ekaristi, antara lain adalah, Tindakan imam seperti apakah yang dikualifikasikan sebagai valid dan licit? Mengapa imam tidak diwajibkan secara yuridis untuk merayakan Ekaristi setiap hari? Apakah imam yang kehilangan status klerikal dapat merayakan Ekaristi secara sah? Mengapa imam Katolik dilarang untuk merayakan misa konselebrasi bersama dengan imam atau pelayan Gereja yang tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik? Bolehkah seorang imam merayakan Ekaristi di ruang ibadat suatu Gereja atau komunitas gerejawi yang tidak memiliki kesatuan penuh dengan Gereja Katolik? Itulah beberapa pertanyaan yang akan dibahas di dalam buku ini.